(from mod-schmod) Foke Vs. People -a 'short' note
Taken from here.
Mau mengomentari aksi unjuk rasa perempuan di Bunderan HIdengan mengenakan rok mini, tapi tentu tidak lepas dari masalah People Vs. Foke
yang sedang hangat-hangatnya dibicarakan. Atau lebih tepatnya, dijadikan bahan
bercandaan.
And yet dengan


Mau mengomentari aksi unjuk rasa perempuan di Bunderan HIdengan mengenakan rok mini, tapi tentu tidak lepas dari masalah People Vs. Foke
yang sedang hangat-hangatnya dibicarakan. Atau lebih tepatnya, dijadikan bahan
bercandaan.
Sekedar sharing apa yang pertama kali terlintas di kepala
saya saat membaca timeline di Twitter “Foke sentil perempuan pakai rok mini di
angkot”. Membaca bahwa yang mengeluarkan tweet tersebut adalah media yang
keintelekan headlines-nya sering dipertanyakan (tapi lucu-lucu kok :-) serta-merta saya tahu
bahwa maksud tweet tersebut jelaaas bukan Foke literally menyentil perempuan dengan rok mini di angkot melainkan “menyentil”
dalam artian menyinggung. Tapi tidak ada kata lain yang lebih tepat dibandingkan
“menyentil”, memang. Sentilan umumnya tidak se-signifikan singgungan. Sentilan
seringkali tidak perlu dilakukan. Cuman iseng. Dan memang begitulah adanya. Seharusnya Foke
tidak perlu menyentil karena hal tersebut tidak signifikan. Dan kali ini, sentilan Foke malah menjerumuskan dirinya sendiri. Iseng sih..
saya saat membaca timeline di Twitter “Foke sentil perempuan pakai rok mini di
angkot”. Membaca bahwa yang mengeluarkan tweet tersebut adalah media yang
keintelekan headlines-nya sering dipertanyakan (tapi lucu-lucu kok :-) serta-merta saya tahu
bahwa maksud tweet tersebut jelaaas bukan Foke literally menyentil perempuan dengan rok mini di angkot melainkan “menyentil”
dalam artian menyinggung. Tapi tidak ada kata lain yang lebih tepat dibandingkan
“menyentil”, memang. Sentilan umumnya tidak se-signifikan singgungan. Sentilan
seringkali tidak perlu dilakukan. Cuman iseng. Dan memang begitulah adanya. Seharusnya Foke
tidak perlu menyentil karena hal tersebut tidak signifikan. Dan kali ini, sentilan Foke malah menjerumuskan dirinya sendiri. Iseng sih..
Tapi apakah isi dari kalimat tersebut salah? Saya
sangat menyayangkan aksi unjuk rasa yang dilakukan kawan-kawan perempuan dengan
mengenakan rok mini hari ini. Sebetulnya secara sederhana saja, apa sih yang kira-kira
hendak diunjukrasakan? Memprotes 1) Kenapa Foke harus menyampaikan sentilan tak
berguna dan sangat tidak wisely thought sangatlah berbeda dengan memprotes 2)
Bukan rok mini yang memicu kasus-kasus pemerkosaan.
sangat menyayangkan aksi unjuk rasa yang dilakukan kawan-kawan perempuan dengan
mengenakan rok mini hari ini. Sebetulnya secara sederhana saja, apa sih yang kira-kira
hendak diunjukrasakan? Memprotes 1) Kenapa Foke harus menyampaikan sentilan tak
berguna dan sangat tidak wisely thought sangatlah berbeda dengan memprotes 2)
Bukan rok mini yang memicu kasus-kasus pemerkosaan.
Ladies and gentlemen, sebelumnya saya rasanya perlu memperkenalkan diri
dulu. Ya, supaya kenal, tentunya :-)
dulu. Ya, supaya kenal, tentunya :-)
Saya seorang wanita yang (kata orang-orang nih) berpikiran modern. Saya
menolak untuk dijadikan masyarakat kelas dua di manapun. Di rumah sendiri,
dalam perkawinan saya, di tempat kerja, di keluarga besar, di negara maupun di
dunia. Saya menolak untuk didahulukan saat masuk atau keluar ruangan dimana
rekan kerja pria menawarkan “Ladies first..” simply dengan alasan “No, you can go first, gentleman, if you
are in hurry or if you would like to”. Saya menolak saat para senior di tempat kerja menghimbau untuk
mengenakan makeup saat di kantor atau saat bertemu klien, alasannya supaya
tidak pucat dan terlihat profesional. Alasan saya menolak? Well, kalau memang para
petinggi perusahaan berpendapat bahwa makeup membuat sesorang tidak pucat dan
terlihat profesional, aturan tersebut juga harus diterapkan pada para pekerja
pria. That simple. Saya lebih memilih untuk tidak terlihat mengantuk, berpakaian rapi
dan bersih, tersenyum setulus mungkin dan menunaikan tanggung jawab saya
terhadap atasan dan klien untuk bisa terlihat tidak pucat dan profesional.
Saya juga punya perjanjian dengan suami bahwa peran pria dan wanita di keluarga
baru kami adalah sama, selain peran wanita sebagai ibu tentunya. Siapa yang
merasa ingin memasak untuk berdua, silahkan saja, tidak ada aturan siapa yang
harus melakukannya. Kata melayani sangat dihindari kecuali memang didorong dari
rasa kasih sayang (ehm..) dan bukan kewajiban. Selain itu, saya juga ingin menanamkan
pengertian sedikit demi sedikit melalui blog-blog saya, melalui respon yang
saya sampaikan saat ada teman-teman wanita atau keluarga yang curhat, bahwa
sudah saatnya semakin banyak wanita mengerti peran mereka di dunia modern ini.
Dan itu jelaaas bukanlah sebagai masyarakat kelas dua, masyarakat yang tidak
punya pilihan lain dalam hidup mereka selain menjalankan kewajiban yang tidak jelas juntrungannya, entah titah dari pria jaman apa.
menolak untuk dijadikan masyarakat kelas dua di manapun. Di rumah sendiri,
dalam perkawinan saya, di tempat kerja, di keluarga besar, di negara maupun di
dunia. Saya menolak untuk didahulukan saat masuk atau keluar ruangan dimana
rekan kerja pria menawarkan “Ladies first..” simply dengan alasan “No, you can go first, gentleman, if you
are in hurry or if you would like to”. Saya menolak saat para senior di tempat kerja menghimbau untuk
mengenakan makeup saat di kantor atau saat bertemu klien, alasannya supaya
tidak pucat dan terlihat profesional. Alasan saya menolak? Well, kalau memang para
petinggi perusahaan berpendapat bahwa makeup membuat sesorang tidak pucat dan
terlihat profesional, aturan tersebut juga harus diterapkan pada para pekerja
pria. That simple. Saya lebih memilih untuk tidak terlihat mengantuk, berpakaian rapi
dan bersih, tersenyum setulus mungkin dan menunaikan tanggung jawab saya
terhadap atasan dan klien untuk bisa terlihat tidak pucat dan profesional.
Saya juga punya perjanjian dengan suami bahwa peran pria dan wanita di keluarga
baru kami adalah sama, selain peran wanita sebagai ibu tentunya. Siapa yang
merasa ingin memasak untuk berdua, silahkan saja, tidak ada aturan siapa yang
harus melakukannya. Kata melayani sangat dihindari kecuali memang didorong dari
rasa kasih sayang (ehm..) dan bukan kewajiban. Selain itu, saya juga ingin menanamkan
pengertian sedikit demi sedikit melalui blog-blog saya, melalui respon yang
saya sampaikan saat ada teman-teman wanita atau keluarga yang curhat, bahwa
sudah saatnya semakin banyak wanita mengerti peran mereka di dunia modern ini.
Dan itu jelaaas bukanlah sebagai masyarakat kelas dua, masyarakat yang tidak
punya pilihan lain dalam hidup mereka selain menjalankan kewajiban yang tidak jelas juntrungannya, entah titah dari pria jaman apa.
And yet dengan
segudang embel-embel saya di atas, saya merasa dalam hal People Vs Foke ini,
Foke tidak 100% salah dan justru ‘People’ yang rasanya terlalu lebay.
Foke tidak 100% salah dan justru ‘People’ yang rasanya terlalu lebay.
Kita semua pasti sependapat, bahwa bukan berarti kalau semua
perempuan mengenakan pakaian yang menutup betis dan paha, lengan dan pundak,
pusar dan perut, belahan payudara dan leher, kasus pemerkosaan bisa dihentikan
100%. Tapi coba paparkan
hasil penelitian, kalau ada, yang menunjukkan bahwa mengenakan pakaian yang terbuka
(di bagian-bagian yang matters tentunya) di tempat umum, DI NEGARA INI, DI
KOTA INI (kota yang sekarang dikelola Pak Foke), tidak memicu terjadinya lebih
banyak kasus pemerkosaan. Yaa, tidak perlu pakai hasil penelitian-lah, cukup
dengan mengacungkan jari kalau setuju dengan kalimat ini: "Mengenakan pakaian
terbuka di tempat umum di Jakarta, dapat memicu terjadinya lebih banyak lagi
kasus pelecehan seksual dan atau pemerkosaan."
Sulit untuk dibantah.
perempuan mengenakan pakaian yang menutup betis dan paha, lengan dan pundak,
pusar dan perut, belahan payudara dan leher, kasus pemerkosaan bisa dihentikan
100%. Tapi coba paparkan
hasil penelitian, kalau ada, yang menunjukkan bahwa mengenakan pakaian yang terbuka
(di bagian-bagian yang matters tentunya) di tempat umum, DI NEGARA INI, DI
KOTA INI (kota yang sekarang dikelola Pak Foke), tidak memicu terjadinya lebih
banyak kasus pemerkosaan. Yaa, tidak perlu pakai hasil penelitian-lah, cukup
dengan mengacungkan jari kalau setuju dengan kalimat ini: "Mengenakan pakaian
terbuka di tempat umum di Jakarta, dapat memicu terjadinya lebih banyak lagi
kasus pelecehan seksual dan atau pemerkosaan."
Sulit untuk dibantah.
Sebagai wanita modern dan berpandangan terbuka serta cinta tanktop dan micro-shorts, saya pribadi tidak akan mencari masalah dengan berjalan-jalan ke daerah-daerah yang membuat saya tidak nyaman mengenakan tanktop dan micro-shorts. Saya sih, sebagai seorang wanita, juga tidak mau mengenakan pakaian terbuka di angkot. Jangan naif-lah, teman-teman, ini Jakarta. Sebagian besar dari kita yang pernah ke Singapura, negara tetangga yang hanya 1,5 jam penerbangan jaraknya dari Jakarta, pasti pernah iri dengan warga Singapura, khususnya wanita, yang tetap merasa aman dan nyaman berjalan-jalan di malam hari, seorang diri, mengenakan celana pendek di dalam MRT.
Kembali ke Jakarta. Dari apa yang saya baca, Foke menggunakan kata-kata “memancing”.
Tanpa kail sekalipun, memang ikan akan tetap makan. Tapi jelas makanan yang disangkutkan
di kail menarik perhatian ikan lebih dibandingkan yang hanyut bebas di air. Tidak ada yang salah rasanya dengan pilihan kata tersebut.
Namun sayangnya, walaupun secara konten apa yang disampaikanTanpa kail sekalipun, memang ikan akan tetap makan. Tapi jelas makanan yang disangkutkan
di kail menarik perhatian ikan lebih dibandingkan yang hanyut bebas di air. Tidak ada yang salah rasanya dengan pilihan kata tersebut.
Foke tidaklah salah, apakah tetap perlu hal tersebut di-‘sentil’? Coba kita
lihat di kasus ini. Meskipun rekan-rekan pers sudah secara obyektif
menyampaikan di dalam berita-berita mereka bahwa Foke mengakui masih adanya
kelemahan dalam sistem sekuriti terutama terhadap wanita di Jakarta; dan juga
berjanji untuk meningkatkan kinerja para aparat kota, toh tetap yang menjadi
sorotan publik dan memancing amarah banyak organisasi pembela suara wanita adalah
kalimat yang mengikuti janjinya tersebut. Yaitu sentilan yang tidak perlu itu.
apa teman-teman perempuan unjuk rasa di Bunderan HI pakai rok mini?? Yang diprotes itu fakta bahwa Foke iseng sekali menyentil atau isi dari sentilannya? Kalau dari yang saya baca, tampaknya yang kedua ya. Lantas, apa kiranya relevansi antara "Jangan atur cara kami berpakaian, basmi pelakunya" dan unjuk rasa memakai rok mini? Tepat guna kah pendekatan ini? Sementara kalau yang diprotes itu adalah fakta bahwa Foke iseng sekali menyentil hal-hal yang tak perlu disentil, wah, langsung ke kantor beliau saja, man-teman. Hadapi langsung, ajak bicara, beri pengertian. Proteslah dengan cara yang tepat sasaran. Aduh.. Kepala
saya sampai sakit dari tadi digaruk-garuk terus memikirkan ini..
lihat di kasus ini. Meskipun rekan-rekan pers sudah secara obyektif
menyampaikan di dalam berita-berita mereka bahwa Foke mengakui masih adanya
kelemahan dalam sistem sekuriti terutama terhadap wanita di Jakarta; dan juga
berjanji untuk meningkatkan kinerja para aparat kota, toh tetap yang menjadi
sorotan publik dan memancing amarah banyak organisasi pembela suara wanita adalah
kalimat yang mengikuti janjinya tersebut. Yaitu sentilan yang tidak perlu itu.
Nasihat atau anjuran yang biasa (atau malahan wajib) untuk disampaikan seorang ibuSekarang pertanyaan yang tersisa adalah, kalau begitu, untuk
terhadap anak gadisnya akan sangat jauh berbeda penafsirannya jika dilontarkan
oleh seorang tokoh masyarakat, seorang pria, dan seorang pemimpin.
apa teman-teman perempuan unjuk rasa di Bunderan HI pakai rok mini?? Yang diprotes itu fakta bahwa Foke iseng sekali menyentil atau isi dari sentilannya? Kalau dari yang saya baca, tampaknya yang kedua ya. Lantas, apa kiranya relevansi antara "Jangan atur cara kami berpakaian, basmi pelakunya" dan unjuk rasa memakai rok mini? Tepat guna kah pendekatan ini? Sementara kalau yang diprotes itu adalah fakta bahwa Foke iseng sekali menyentil hal-hal yang tak perlu disentil, wah, langsung ke kantor beliau saja, man-teman. Hadapi langsung, ajak bicara, beri pengertian. Proteslah dengan cara yang tepat sasaran. Aduh.. Kepala
saya sampai sakit dari tadi digaruk-garuk terus memikirkan ini..
0 comments: